Minggu, 26 November 2017

Cara Memperkenalkan Diri & Dengan Baik & Benar Saat Menjadi Moderator atau pembawa acara

Share it Please

Dalam kegiatan diskusi atau seminar sastra, Anda dapat melihat seorang moderator memimpin jalannya diskusi. Sebelum memulai pemaparan materi, biasanya moderator memper kenal kan para pembicara terlebih dahulu. Nah, apakah Anda mengetahui tokoh yang biasa bertindak sebagai moderator? Selain moderator, pembawa acara televisi pun biasanyamemperkenalkan diri. Ia juga memperkenalkan orang-orang yang mengikuti acara tersebut, misalnya pada acara kuis, pertunjukan, dan perlombaan.


    Saat memperkenalkan diri atau orang lain, kalimat yang Anda ucapkan harus lancar dengan memerhatikan intonasi. Jangan sampai intonasinya terkesan monoton. Artinya, ketika menjadi moderator atau pembawa acara, Anda harus tampil menarik sehingga terjalin komunikasi yang baik dengan peserta. Perhatikanlah contoh kalimat perkenalan dalam acara diskusi berikut.

''Hadirin yang berbahagia, perkenalkan nama saya Tirta.
Saya akan memandu jalannya diskusi hari ini. Tema diskusi
saat ini adalah ''Perkembangan Cerita Pendek Indonesia dan
Permasalahannya". Di samping saya telah hadir seorang
pembicara. Ia me rupa kan salah seorang cerpenis muda
Indonesia. Ia adalah Agus Noor. Ia lahir di daerah Tegal, Jawa
Tengah pada 26 Juni 1969. Selain menulis cerita pendek, ia
juga me nulis esai sastra. Karya-karyanya sudah tersebar di
be berapa media cetak, di antaranya Horison, Kompas, dan
Jawa Pos. Cerpen-cerpennya terkumpul dalam buku Bapak
Presiden yang Terhormat (1999), Memorabilia (2000), dan
Selingkuh itu Indah (2001).
Hadirin yang berbahagia untuk mengefektifkan waktu,
Anda langsung saja pada acara pokok. Saya persilakan Mas

Agus Noor memaparkan materinya."

Kalimat tersebut jika diungkapkan secara lisan, tentu saja tidak akan tampak lurus. Di dalam kalimat tersebut terjadi jedajeda pengucapan bahasa sehingga maknanya menjadi jelas dan
logis. Misalnya, jeda-jeda yang tersirat dalam kalimat perkenalan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.


Ket :
// : Intonasi pendek atau belum final(setara koma (,))
/ : Intonasi panjang atau final (setara titik(.))
Penempatan jeda tersebut harus tepat. Setiap kesalahan pemberian tekanan penghentian akan mengakibatkan ketidaklogisan pengucapan kalimat. Hal itu dapat melahirkan ke salahan
atau penyimpangan maksud. Berdasarkan contoh dan penjelasan tersebut, Anda dapat
membedakan ragam bahasa tulis dan ragam bahasa lisan. Dalam ragam bahasa tulis, unsur-unsur ekspresi, intonasi, nada, dan gerak-gerik tidak tampak. Sementara itu, dalam ragam lisan, semua
unsur tersebut muncul dan mendukung terhadap pemahaman maksud yang ingin disampaikan.

Sekian informasi dari saya semoga bermanfaat dan memberikan hiburan untuk kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogroll

About