Foto : jejaktapak.com
Bom hidrogen, atau disebut juga dengan bom termonuklir, jauh lebih kuat dibandingkan bom atom atau bom fisi. Perbedaan antara bom hidrogen dan bom atom didasarkan pada level atomiknya.
Kalian mungkin sudah sering mendengar kalau kota Nagasaki dan Hiroshima dibom dengan bom atom pada Perang Dunia II. Saat diledakkan, bom atom atau bom fisi ini akan memisahkan partikel atomnya untuk merilis energi.
Daya ledak nuklir biasanya diukur dalam satuan kiloton, 1 unit ini ekuivalen dengan 1.000 ton TNT. Ledakan bom Hiroshima dan Nagasaki misalnya, memiliki kekuatan 15 dan 20 kiloton TNT.
Beda lagi dengan bom hidrogen atau termonuklir. Uji coba bom hidrogen pertama di dunia terjadi pada November 1952, dan daya ledaknya begitu luar biasa: 10.000 kiloton TNT.
Bom hidrogen menggunakan peleburan nuklir, sebuah proses di mana atom akan melebur bersama, sehingga energi yang dihasilkan jauh lebih besar berkali-kali lipat dibandingkan bom atom.
Untuk meledakkan bom hidrogen, peledak atomik fisi dibutuhkan guna memicu reaksi termonuklir.
Selama ini, Korea Utara tidak pernah mengetes senjata yang daya ledaknya lebih hebat dari 10-20 kiloton.
Hingga tahun 2017, di mana Korea Utara mengklaim telah mengetes bom berkekuatan 120 kilo ton yang memicu gempa bumi berskala 6,3 SR. Karena efeknya inilah diindikasikan bahwa Korea Utara memiliki bom hidrogen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar